Selasa, 20 September 2016

Membuat website dengan xampp

Tutorial Cara Membuat Website Gratis Sendiri dengan xampp dan cmd
Cara membuat website untuk pemula yang belum paham sama sekali soal seluk beluk web sebenarnya mudah sekali dan tidak perlu khawatir sama sekali soal pengetahuan script, html, php, css, javascript dan segala yang berbau ilmu pemrograman, karena sekarang ini tidak lagi serumit dulu yang mana harus bisa ini-itu baru bisa punya web sendiri. Nah, di halaman “Tutorial Cara Membuat Website Gratis Sendiri – Bikin Web Free .com Untuk Pemula” kami akan mengajarkan Anda bagaimana memulainya dari nol atau awal hingga blog atau web buatanmu sendiri bisa online dan dilihat banyak orang di seluruh daerah dan bahkan semua negara di dunia. Yang perlu dilakukan di sini adalah hanya melakukan beberapa langkah ringan yang mungkin belum pernah kamu bayangkan sebelumnya bahwa semudah itu melakukannya, yakni dengan mempersiapkan tema, memilih domain (alamat website .com mu), memilih CMS (Content Management System), dan menata template (skin atau tampilannya) hingga membuatnya terindeks oleh Google agar mudah ditemukan banyak orang di mesin pencari raksasa tersebut. 
Perlu diketahui bagi semua yang baru mau belajar membuat website bahwa kemampuan seperti ini sebenarnya bukanlah kepintaran atau pun kecerdasan, tapi hanya keterampilan yang hanya bisa dikuasai kalau sering diulang-ulang tekniknya dan terus dipelajari cara-caranya. Jadi, yang dibutuhkan dalam membuat blog sebenarnya hanya kemauan dan mau meluangkan waktu untuk berlama-lama di depan komputer. Selain itu, menggunakan alat bantu google dalam mencari segala panduan pengaturan blog dan juga jika terjadi error adalah sebenarnya salah satu kunci sukses jika ingin jadi ahli di bidang ini, dan ini sebenarnya yang banyak tidak dilakukan orang, padahal di depannya ada internet dan mbah Google yang siap ditanya apa pun dan kapan saja kita mau, tapi tetap saja banyak yang bilang tidak bisa dan memilih mengandalkan orang yang juga belum tentu ahli.
Langkah-Langkah dalam Tutorial Cara Membuat Website Gratis Sendiri dengan Domain .com (Dot Com)
Yang perlu dipersiapkan dalam memulai membuat blog atau web adalah hanya komputer dan jaringan internet, kalau bisa pakai paket internet yang bulanan agar lebih leluasa membuka situs mana pun saat belajar atau mengolah websitemu. Kami sarankan lakukan semua proses yang disebutkan di bawah tahap demi tahap agar hasilnya sempurna, sebagai contoh, dalam menentukan tema sebaiknya dilakukan di awal sekali agar setelah web jadi (terutama jika domain-nya sudah terlanjur dipesan) tidak menjadi penyesalan karena yang namanya domain tidak ada istilah salah ketik nama atau apa pun ini, pokoknya kalau salah harus beli baru lagi. Na, mari kita mulai pembuatannya:
Sebelumnya saya sampaikan bahwa langkahnya panjang dan tidak dilengkapi video, mau yang lebih jelas + video tutorial silahkan ambil di sini tutorialanya : Tutorial Website Pemula
A. Tahap Pembuatan Website
Description: langkah cara membuat website dot com sendiri dan gratis
Pertama: Memilih Tema Web
Fungsi utama dalam memilih tema di sini adalah erat kaitannya dengan jumlah visitor atau kunjungan pada web kita nantinya. Bilamana tema website atau situsnya hanya dicari oleh kurang lebih 10ribu orang per bulannya maka nantinya kunjungannya juga bisa jadi kurang dari 1000 orang per hari. Tapi misalnya website yang akan anda buat memang untuk tujuan memasarkan bisnis atau memperkenalkan lembaga atau usaha Anda maka ini mungkin tidak perlu dilakukan. Hanya saja untuk memilih kata kunci yang tepat dalam tema pokok yang telah kita tentukan juga tak kalah pentingnya dan sangat disarankan memilih frase atau susunan kata yang memang banyak diketik orang di mesin pencari. Nah, untuk tujuan ini disarankan menggunakan bantuan dari alat yang disediakan oleh Google, yakni Google Adwords Keyword Planner.
Fungsi utama dari Keyword Planner adalah untuk mengetahui susunan kata apa saja yang paling banyak diketikkan di mesin pencari, terutama di Google. Selain itu, kita juga bisa tahu berapa rata-rata kunjungan dari tiap kata kunci yang kita pilih sehingga tau persis mana yang harus lebih diprioritaskan nantinya saat website kita pertama kali jadi. Tapi perlu juga Anda ketahui bahwa sebenarnya tujuan utama dari Google Adwords ini disediakan adalah untuk tujuan orang yang mau pasang iklan di Google agar mereka lebih mudah menargetkan target pasarnya dengan menentukan keyword apa yang paling pas untuk promosi mereka. Layanan ini mungkin bisa Anda gunakan untuk melakukan promosi web anda juga, tapi setelah selasai belajar tutorial cara membuat website .com di sini. Selanjutnya ikuti langkah kedua di bawah.
Kedua : Order domain .com yang bagus dan SEO Friendly
Jadi kalau mau buat website sendiri disarankan jangan tanggung-tanggung menggunakan yang gratisan, tapi langsung pakai domain (nama/alamat web) yang menggunakan ekstensi .com karena selain lebih profesional juga akan menambah kepercayaan orang yang mengunjunginya. Yang perlu diketahui soal domain di sini adalah bahwa harga untuk saat ini kurang lebih Rp. 120.000 (tergantung providernya) dan bagi orang yang sudah membelinya maka ia wajib membayar per tahun dengan jumlah yang sama atau mungkin berbeda, tergantung dari ketentuan situs penjualnya. Nah, ada dua artikel penting yang wajib dibaca soal ini:
a.  Tips Memilih Domain (silahkan baca) – Dalam artikel yang sudah dipublikasi oleh Caraspot sendiri ini anda akan diajarkan bagaimana memilih nama domain yang bagus dan tools apa saja yang baik digunakan untuk mencari ide nama yang keren. Ini penting sekali karena domain Anda nantinya akan menjadi brand, seperti dari nama CaraSpot yang anda lihat di bagian header ini, nantinya website yang kamu bikin juga akan ditampilkan logonya seperti itu, ya tentunya tergantung selera dari masing-masing. Dan yang paling penting diperhatikan ketika sebelum membeli adalah sebisa mungkin pilih nama yang ada hubungannya dengan tema yang sudah dipilih. Misalnya saja mau buat website dengan tema “jasa membuat blog” maka sebaiknya salah satu kata tersebut disertakan, misalnya jasablog.com dan sebagainya. Tujuan dari melakukan ini adalah agar blog mudah ditemukan di mesin pencari dan jika dilakukan optimasi SEO juga akan lebih mudah masuk halaman pertama dan bahkan Ranking 1 di Google.
b.  Cara Membeli Domain .COM (kunjungi tautannya dan baca langkahnya) – Dalam artikel tersebut kamu akan diajarkan bagaimana cara melakukan order atau membeli domain dot com dalam layanan yang disediakan oleh Rumahweb.com, termasuk cara melakukan pembayaran dan konfirmasi. Ada alasan penting kenapa kami merekomendasikan untuk membeli di sana karena selain lebih murah, juga layanan costumer service-nya lebih ramah dan bisa dihubungi kapan saja kita mau. Terkadang ada yang menawarkan harga di bawah 100ribu, tapi yang harus diwaspadai adalah harga renewal-nya (biaya perpanjangan) yang mana terkadang lebih mahal dari biaya beli pertama, bahkan ada yang 150ribu untuk perpanjangannya. Berbeda dengan Rumahweb yang mana harganya sama saja. Selain itu, yang bikin saya senang beli di sana karena kalau misalnya kita mau buat website .com tapi hosting-nya (space penempatan file web-nya) masih pake blogspot/blogger maka kita akan dibantu agar domain kita diarahkan ke blog spot, jadi sekalipun pakenya .com tapi blognya masih blogspot.
Ketiga: Menyediakan Hosting untuk Website
Pengertian hosting adalah server atau tempat penyimpanan semua data website kita yang nantinya bisa dikunjungi atau dilihat oleh siapa saja di internet. Jika dibahasakan secara sederhana, jadi hosting ini adalah space tempat kita meng-online-kan web kita. Umumnya jasa hosting ini disediakan oleh perusahaan yang mana stiap orang yang ingin menggunakan jasanya harus mengeluarkan biaya bulanan atau pun tahunan agar situsnya bisa tetap online. Ada banyak pilihan penggunaan, ada yang namanya Shared Hosting yang mana dalam satu server digunakan oleh banyak website, atau istilahnya hosting patungan. Inilah model jasa hosting yang banyak digunakan oleh pengguna website, termasuk Caraspot sendiri menggunakannya. Ada juga namanya VPS (Virtual Private Server), nah kalau yang ini lain lagi karena dalam satu server hanya dipakai oleh satu atau beberapa web saja, tapi sayang, jika memilih hosting jenis ini kita harus paham cara pengelolaan hosting termasuk ilmu pemrograman, selain itu harganya juga lebih mahal. Nah, berikut beberapa ilmu yang berkaitan dengan ini:
1.                   Langkah Cara Beli Hosting Web – Setelah berhasil memilih tema dan juga membeli domain yang pas dan SEO Friendly, selanjutnya adalah anda harus tahu bagaimana cara membeli hosting untuk website anda yang mana nantinya setelah membayar dan melakukan konfirmasi kamu akan mendapat akun Cpanel yangmana dari situ kamu bisa menempatkan data webmu dan melakukan pengelolaan segala mengenai websitemu, seperti menginstall CMS wordpress dan lainnya di dalamnya, membuat subdomain, menambah domain baru, install theme dan juga pengelolaan lainnya menyangkut database blogmu.
2.                   Web Hosting Murah – Dalam tautan ini anda akan diarahkan memilih situs penyedia hosting murah yang layanannya bagus dan bahkan untuk space (penyimpanan data) danbandwidth (batasan lalululintas kunjungan per hari)nya unlimited / tanpa batas, artinya mau diisi berapa giga file pun dan sebanyak apa pun visitornya per hari tidak akan membuat website kamu di suspend (ditunda penayangannya). Kalau pun misalnya tidak ketemu yang space atau penyimpanan filenya yang unlimited, usahakan yang bandwidthnya unlimited karena ini pengaruh sekali sama performa website atau blogmu jika seandainya nanti pengunjungnya sudah ribuan per hari dimana ia bisa terus diakses tanpa batas.
3.                   Penyedia Web Hosting Gratis Indonesia dan Luar Negeri – Jika seandainya kamu tidak punya biaya atau mungkin tidak mau mengeluarkan dana rutin tiap bulan maka bisa dengan cukup menggunakan web hosting gratisan saja. Hanya saja yang wajib diketahui jika kita menggunakan layanan seperti ini umumnya ada syarat dan ketentuannya, misalnya gratisnya hanya setahun pertama dan tahun selanjutnya harus bayar, atau gratis tapi dengan syarat ada iklan yang muncul dalam web nantinya, ini sudah pasti sangat mengganggu karena kita tidak leluasa mengolah website kita sendiri. Tapi saran saya, kalau tujuannya untuk jangka panjang dan nantinya blog yang kita buat untuk dipasangi iklan dari Google maka tak masalah kalau beli hosting berbayar karena nanti pasti akan ada penghasilan dari iklan tersebut untuk membayar biaya bulanannya.
Keempat: Memilih CMS untuk Membuat Situs
CMS adalah kependekan dari Content Management System, dan jika dibahasakan secara sederhana, CMS ini adalah sistem yang digunakan untuk mengelola website kita, tepatnya adalah halaman Admin untuk pemilik web yang mana dengannya kita bisa login dan melakukan segala yang diperlukan untuk situs yang dikelola, seperti menulis artikel, mengatur tata letak widget, membuat menu dan mengatur link, menata warna, tulisan, spasi gambar dan sebagainya. Intinya, CMS ini digunakan sebagai management untuk otak atik isi blog kita agar tampilannya lebih menarik saat dikunjungi oleh orang banyak.
CMS yang lazim digunakan dan bahkan paling banyak dipakai blog mana pun di seluruh dunia sebenarnya Cuma ada 2 yaitu,Blogger/Blogspot dan WordPress, selain keduanya mungkin hanya digunakan oleh beberapa saja, misalnya Joomla, Drupal, Oscommerce, dan lain sebagainya. Masing-masing mempunya kelebihan dan kekurangan tersendiri. Misalnya untuk blogger pengaturannya lebih simple dan gampang sehingga lebih disarankan untuk pengguna pemula. Jadi kalau anda memilih blogger atau blogspot maka hampir tak ada bedanya dengan blog gratisan, hanya saja di sini kita telah merubah namanya jadi .com (dot com) agar lebih profesional, tentunya pula tak butuh biaya hosting untuk ini. Adapun WordPress kita lebih mudah menambahkan berbagai plugin di dalamnya yang mana dari plugin tersebut kita bisa menambahkan variasi dalam blog kita, seperti tombol share, halaman popup (melayang), fitur login untuk pengguna dan lain sebagainya. Hanya saja jika pakai WordPress, kalau tidak mau pake domain gratisan yang ada akhiran wordpress di belakangnya, seperti blogku.wordpress.com, maka kita sebaiknya menggunakan domain .com dan hosting berbayar sendiri, tentunya butuh biaya untuk ini. Selain itu, WordPress agak sulit penanganannya, apalagi kalau terjadi error. Buat pemula sebaiknya pakai blogspot dulu, kecuali mau meluangkan banyak waktu belajar otodidak seperti pemilik Caraspot ini, maka tidak masalah langsung menggunakan WordPress.
·                     Cara Install WordPress dalam Hosting – Ada dua cara dalam menginstall wordpress dalam di hosting Cpanel, yakni dengan menggunakan aplikasi langsung dalam Cpanel(software induk untuk mengelola akun hostingmu dan termasuk pula sistem dalam webm), dalam hal ini kita menggunakan Softaculous, dan juga dengan cara manual menggunakan FTP atau Filezilla yang mana sebelum itu blognya di kelola secara offline di localhost dengan bantuan software bernama XAMPP, baru kemudian di upload menggunakan Filezilla tadi.
·                     Perbedaan Blogger/Blogspot dan WordPress (Kelebihan dan Kekurangannya, Mana yang lebih bagus?) – Artikelnya sudah ditulis, jika anda masih ragu mau pilih yang mana ada baiknya baca dulu panduannya di tautan dalam kata tersebut, yakin setelahnya pasti tau mana yang sebaiknya digunakan. Tapi saran saya lebih baik langsung gunakan WordPress saja karena nantinya akan mahir juga cara penggunaannya. Dan kalau pun kurang paham saat ini saya bisa bantu belajar secara online, cukup 200ribu per malam saja. Tapi ini cuma penawaran saja dan yang menentukan anda sendiri.
Kelima: Pasang Theme atau Template Web
Jadi kalau kita sudah melakukan semua tahap di atas, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah dengan memasang theme atau Template. Theme adalah skin atau tampilan dari website yang kita buat. Jadi bentuk layout dari web kita yang dilihat orang saat mengunjunginya itulah yang dinamkan  dengan Theme. Bedanya antara Theme dan Template adalah, theme adalah istilah yang dipakai dalam web wordpress, sedang template untuk pengguna blogspot.  Tapi ada juga yang perlu diketahui bahwa umumnya Theme untuk WordPress disediakan berbayar, kalau pun ada yang menyediakan gratis umumnya kurang menarik dan juga ada hal penting yang tidak terdapat di dalamnya, yaitu bantuan dari pembuat Theme-nya jika sewaktu-waktu terjadi error. Untuk melengkapi langkah ini maka beberapa tutorial di bawah wajib anda baca:
a.  Cara Mengganti Theme WordPress – Dalam artikel ini anda sudah masuk pada tahap mempercantik tampilan dalam cara membuat website sendiri dengan .com. Biasanya secara otomatis ketika kita telah menginstall CMS dalam hosting kita maka sudah akan ada Theme bawaan di dalamnya. Masalahnya, umumnya theme yang sudah ada bentuknya biasa banget dan sudah pasti tidak sesuai dengan bentuk yang kita inginkan. Nah, untuk itu disarankan anda mengganti tampilannya tersebut dengan masuk ke menu Softaculous. Lebih lengkapnya kunjungi tautan di awal paragraf ini saja.
b.  Tempat Beli Theme WordPress Berbayar  – Ada banyak sekali situs yang menyediakan pembelian  Theme atau tampilan WordPress yang menarik untuk berbagai kebutuhan, mulai dari untuk tujuan web blog, toko online, company profile, situs berita, web properti, resep masakan, forum online dan lain sebagainya, tergantung jenis website apa yang akan anda buat. Jika anda ingin tahu dimana Theme Caraspot di beli maka jawabannya adalah Themeforest.net. Tapi kalau mau tahu penyedia lainnya lebih baik kunjungi link yang ada di awal paragraf ini. Di antara kelebihan dari membeli Theme di Themeforest adalah karena memang situs tersebut disediakan khusus untuk jual beli theme yang mana ia memfasilitasi programer yang punya theme buatan untuk dijual di sana. Dan yang lebih menarik lagi karena semua penjual di situsnya diawasi ketat, misalnya saja theme yang kamu beli ada error dan si pembuat tidak mau membantu, nah kamu bisa melaporkannya kepada management Themeforest, sehingga dengan demikian after sale (purna-jualnya) lebih terjamin.Tapi menurut pengalaman saya sendiri, selama membeli di sana hampir semua pembuat themenya ramah menjawab setiap pertanyaan kalau ada keluhan dan bahkan komunikaisnya langsung lewat email dan mereka siap menata langsung dalaman web kita kalau memang kita tidak bisa melakukannya, selama itu masih soal produk mereka.
c.  Cara Beli Theme WordPress di Themeforest.net  – Silahkan masuk ke halaman tersebut, Anda akan dipandu langkah-langkah dalam melakukan pemesanan hingga file-nya bisa masuk ke dalam komputermu dan selanjutnya tinggal di-upload ke dalam website yang caranya sudah dijelaskan dalam tautan cara mengganti Theme WordPress di atas. Yang perlu diketahui di sini, ketika anda membeli theme di Themeforest.net maka wajib memiliki kartu kredit atau rekening online seperti Paypal dan Payza. Tapi saya sendiri karena waktu itu belum punya rekening online seperti paypal jadi pakai jasa belanja online, anda bisa cari di Google jasanya karena sudah banyak sekali yang menyediakan. Biasanya akan dikenakan jasa tambahan untuk itu.
B. Tahap Membangun Web
1.  Mengisi Website dengan Artikel
Jika anda sudah masuk pada tahap mengisi atau menulis artikel untuk website anda ini, maka itu artinya anda sudah selesai membuat website anda sendiri dan bersamaan dengan itu web tersebut juga sudah online dan bisa dikunjungi orang dengan mengetikkannya di browser seperti Mozilla Firefox atau pun Google Chrome. Yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa menulis artikel untuk blog atau web berbeda dengan kita menulis buku atau naskah lainnya, karena yang jadi pertimbangan pembacanya untuk web bukan cuma ditujukan untuk manusia tapi juga pada mesin pencari, dalam hal ini Google, Bing dan selainnya. Kenapa demikian? Ya, karena jika kita menulis hanya untuk dibaca orang dan tidak mempertimbangkan teknik agar mudah masuk halaman pertama google (atau istilahnya teknik SEO) maka bisa jadi ia tidak akan pernah dibaca orang karena ia sulit ditemukan di mesin pencari, padahal sumber utama pengunjung blog umumnya dari mesin pencari, khususnya Google. Dan mengenai masalah ini Anda harus belajar tekniknya berikut ini:
Cara Menulis Artikel SEO Friendly – Baca tulisan ini dan anda akan tahu secara pasti apa saja tips-tips yang diperlukan dalam menulis artikel yang mudah terindeks dan masuk halaman pertama Google. Adapun SEO adalah kependekan dari Search Engine Optimization, atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya adalah optimasi mesin pencari, yakni suatu usaha atau teknik yang dilakukan agar website kita mudah terindeks dan mendapat ranking yang baik (atau kalau perlu ranking 1) di berbagai mesin pencari, termasuk Google dan Yahoo. Jangan pikir kalau tekniknya sulit karena hanya ada beberapa pengaturan yang harus dilakukan di dalam artikel yang kita tulis, seperti cara menarapkan kata kunci, penggunaan gambar, dan format tulisan yang baik dan lain sebagainya.
C.  Tahap Optimasi dan Perawatan Situs
Dalam tahap ini kita anggap saja kalau website yang telah kamu bikin sudah terisi beberapa artikel dan tinggal melakukan optimasi agar posisinya di mesin pencari bisa mengungguli blog lain dan kalau perlu web anda jadi yang Ranking 1 di Google agar tafik atau kunjungan per harinya bisa sampai ribuan per hari. Optimasi yang dimaksud di sini adalah dengan melakukan teknik SEO sebagaimana telah di singgung di atas, bedanya di sini kita melakukan SEO eksternal yang mana faktornya dari situs lain, dalam hal ini kita menyebutnya Backlink. Adapun pengetian backlink adalah link atau tautan dari situs lain yang mengarah ke websitemu, baik itu dalam bentuk komentar thread di forum online, dalam buku tamu berbagai situs, dalam artikel blog orang dan lain sebagainya. Intinya, backlink ini diibaratkan sebagai ‘vote’ atau rekomendasi dari situs lain yang mana semakin banyak dan semakin berkualitas blog yang merekomendasikannya maka akan semakin baik juga rankingnya di Google. Mengnai ini anda wajib belajar tekniknya di bawah ini:
·                     Cara Mencari Backlink Berkualitas untuk Blog/Website – Baik tidaknya situs yang memasang backlink ke web mu dinilai dari banyak faktor, terutama jika situs tersebut memiliki reputasi yang bagus di mata Google, seperti memiliki pagerank (PR) tinggi maka efeknya pada ranking webmu juga akan lebih maksimal. Dan mengenai teknik terbarunya bahwa link yang tertanam dalam artikel blog lain diangap sangat baik dalam mengangkat ranking suatu artikel di mesin pencari. Jadi usahakan cari backlink yang bisa tertanan dalam artikel kalau mau cepat dapat posisi bonafit di google. Tapi itu saja belum cukup, kamu harus baca secara seksama ulasan yang direkomendasikan di atas agar bisa betul-betul mahir tekniknya.
·                     Agar Website Tampil di Halaman Pertama Google / Ranking 1 di Mesin Pencari - Dari semua tahap pembuatan website yang diajarkan sebenarnya inilah intinya, karena buat apa punya web cantik dan menarik kalau tidak bisa juara di google, padahal sumber utama kunjungan atau visitor dari web umumnya dari mesin pencari Google. Nah, dalam artikel tersebut kamu akan tahu apa saja yang harus dilakukan agar web yang telah dibuat bisa juara menduduki halaman 1 dan mengalahkan blog lainnya. Istilah untuk teknik ini dikenal dengan sebutan teknik SEO (Search Engine Optimization). Maksudnya di sini adalah kita melakukan optimasi pada web yang dibuat agar mudah terindeks dan rankin no. 1 di google dan situs penelusuran lainnya.
D.  Tahap Monetasi (Menghasilkan Rupiah dari Website)
Jika ingin sungguh-sungguh menjadi blogger (sebutan untuk orang yang kerjanya cari uang lewat blog atau website) setelah berhasil dalam cara membuat website .com di blog ini, maka selanjutnya anda harus sampai pada tahap ini, yakni menghasilkan uang dari blog atau web. Tapi ini baru bisa dicapai kalau semua langkah yang disebut di atas sudah betul-betul anda jalankan. Memang butuh waktu yang agak lama untuk bisa mencapainya, tapi kalau sudah menghasilkan dan bisa terima uang tiap bulan tentu anda akan bangga sendiri karena uang yang anda dapatkan dari hasil belajar dan jerih payah anda sendiri, bahkan cara membuat website sendiri yang anda pelajari di sini sama sekali bukan dari bantuan orang lain, melainkan hanya dari usaha anda melakukan trial and error hingga bisa berhasil. Nah, untuk itu silahkan kunjungi link di bawah:
Cara Menghasilkan Uang dari Web – Silahkan kunjungi tautannya jika ingin membaca lengkap penjelasannya, tapi sedikit saya tambahkan bahwa sebenarnya cara menghasilkan dollar dari blog yang paling banyak di pilih orang, termasuk Caraspot sendiri, adalah dari Google, tepatnya dari Google Adsense. Adapun Google Adsense adalah program periklanan yang diciptakan oleh Google yang mana peran google di sini adalah sebagai perantara antara pebisnis yang ingin melakukan promosi lewat web atau blog dengan pemilik website itu sendiri. Begitu kita diterima dalam programnya maka kita akan memiliki akun dimana dari sana kita mengambil kode iklannya yang kemudian kita pasang dalam blog kita, adapun kodenya, materi iklan di dalamnya akan berganti-ganti sesuai dengan tema artikel dimana kode iklan tersebut ditempatkan, mislanya saja artikel yang kamu tulis soal jasa buat web maka iklan yang muncul pun akan berkaitan dengan itu. Adapun pembayarannya, si pemilik blog akan mendapat 65% dari biaya pasang iklan dari pengiklan dan google akan mendapat 35%. Cara mencairkan uangnya bisa melalui kantor pos dengan bantuan layanan pengiriman uang oleh Western Union atau juga dengan menggunakan Cek di bank terdekat, hanya saja kalau cek dikenakan biaya. Penasaran, baca tuntas artikelnya saja.
Demikian penjelasan panjang soal Tutorial Cara Membuat Website Gratis Sendiri (bikin website .com sendiri) ini, jika anda merasa terbantu dengan apa yang kami sajikan maka kami sama sekali tidak meminta imbalan pada pembaca, rasa terima kasih anda cukup dengan share link artikel ini di akun facebook atau twitter mu biar lebih banyak lagi orang yang tahu. Caranya, lihat di bagian atas browsermu (mosilla atau google chrome) lalu tinggal copy dan paste link tersebut, atau bisa juga dengan lansung klik tombol share yang ada di samping atau bawah artikel ini. Dan jika seandainya ada kalimat yang kurang dimengerti bisa langsung bertanya pada kami teknisnya melalui kolom komentar di bawah.

Jumat, 25 September 2015

Cara Setting DHCP, HTTP dan DNS SERVER

                         LAPORAN CARA-CARA MENYETING SIMULASI
                                    LAYOUT JARINGAN MENGGUNAKAN
                                                           PACKET TRACER
ADVISER:Selamet Hariadi S.kom
DEVELOPER:M Bagus budi santoso
Class:XI
Jurusan /angkata:TKJ/6
Pertama kamu buka paket tracer setelah dibuka anda buat gambar seperti di bawah ini:

Setelah kamu membentuk gambar seperti yang diatas kamu klick server dan kamu klick config lalu kamu klick DHCP pada kolom sebelah kiri dan kamu tulis default gatway dan setelah lalu kamu ketik pada dns server setelah itu kamu ketik pada start IP dan kamu samakan angkanya dengan DNS server setelah itu kamu ketik subnet masknya 255.255.255.0 setelah itu kamu ketik maximum namber of user contoh 3 untuk menentukan pc yang dapat terhubug setelah kamu ketik TFTP server 0.0.0.0 lalu dilanjutkan kamu klick add yang ada dibawahnya setelah itu kamu lihat yang ada tulisan on sama off kamu klick on.
Setelah kamu klick DHCP kamu klick DNS server setelah kamu tulis namamu contoh www.bagus.com setelah itu typenya tidak diganti biar tetap yang awal setelah itu kamu ketik angkanya contoh 192.168.207.3/kamu ketik 192.168.2.1 setelah itu kamu klick ADD yang ada di bawahnya jangan lupa kamu on kan.
Setelah itu kamu klick HTTP dan kamu ganti yang ada tulisan <font size=’+2’ color=’blue’> dengan warna kesukaanmu setelah itu tulisan cisco paket kamu ganti dengan namamu/yang lain.
Kamu klick desktop lalu kamu klick IP configuration setelah itu kamu ketik pada IP,GATWAY,dan DNS SERVER sama.
Setelah itu kamu coba buka pada pc/laptop lalu kamu klick pada desktop lalu kamu klick pada IP configuration lalu kamu klick DHCP dan akan muncul angka yang ada pada server setelah itu kamu klick web brouser dan kamu coba tuliskan pada URL contoh www.bagus.com lalu tekan enter/go.

Selasa, 22 September 2015

teknik komputer lanjut QoS

Quality of service
From Wikipedia, the free encyclopedia
Quality of service (QoS) is the overall performance of a telephony or computer network, particularly the performance seen by the users of the network.
To quantitatively measure quality of service, several related aspects of the network service are often considered, such as error rates, bit rate, throughput, transmission delay,availability, jitter, etc.
Quality of service is particularly important for the transport of traffic with special requirements. In particular, much technology has been developed to allow computer networks to become as useful as telephone networks for audio conversations, as well as supporting new applications with even stricter service demands.
Contents
  [hide
·         1 Definitions
·         2 History
·         3 Qualities of traffic
·         4 Applications
·         5 Mechanisms
·         7 Circumvention
·         9 Mobile (cellular) QoS
·         10 Standards
·         11 Open source software
·         12 See also
·         13 References
·         14 Further reading
·         15 External links
Definitions[edit]
In the field of telephony, quality of service was defined by the ITU in 1994.[1] Quality of service comprises requirements on all the aspects of a connection, such as service response time, loss, signal-to-noise ratio, crosstalk, echo, interrupts, frequency response, loudness levels, and so on. A subset of telephony QoS is grade of service (GoS) requirements, which comprises aspects of a connection relating to capacity and coverage of a network, for example guaranteed maximum blocking probability and outage probability.[2]
In the field of computer networking and other packet-switched telecommunication networks, the traffic engineering term refers to resource reservation control mechanisms rather than the achieved service quality. Quality of service is the ability to provide different priority to different applications, users, or data flows, or to guarantee a certain level of performance to a data flow. For example, a required bit rate, delay, jitter, packet dropping probability and/or bit error rate may be guaranteed. Quality of service guarantees are important if the network capacity is insufficient, especially for real-time streaming multimedia applications such as voice over IP, online games and IP-TV, since these often require fixed bit rate and are delay sensitive, and in networks where the capacity is a limited resource, for example in cellular data communication.
A network or protocol that supports QoS may agree on a traffic contract with the application software and reserve capacity in the network nodes, for example during a session establishment phase. During the session it may monitor the achieved level of performance, for example the data rate and delay, and dynamically control scheduling priorities in the network nodes. It may release the reserved capacity during a tear down phase.
A best-effort network or service does not support quality of service. An alternative to complex QoS control mechanisms is to provide high quality communication over a best-effort network by over-provisioning the capacity so that it is sufficient for the expected peak traffic load. The resulting absence of network congestion eliminates the need for QoS mechanisms.
QoS is sometimes used as a quality measure, with many alternative definitions, rather than referring to the ability to reserve resources. Quality of service sometimes refers to the level of quality of service, i.e. the guaranteed service quality.[3] High QoS is often confused with a high level of performance or achieved service quality, for example high bit rate, low latency and low bit error probability.
An alternative and disputable definition of QoS, used especially in application layer services such as telephony and streaming video, is requirements on a metric that reflects or predicts the subjectively experienced quality. In this context, QoS is the acceptable cumulative effect on subscriber satisfaction of all imperfections affecting the service. Other terms with similar meaning are the quality of experience (QoE) subjective business concept, the required “user perceived performance”,[4] the required “degree of satisfaction of the user” or the targeted “number of happy customers”. Examples of measures and measurement methods are mean opinion score (MOS), perceptual speech quality measure(PSQM) and perceptual evaluation of video quality (PEVQ). See also Subjective video quality.
History[edit]
Conventional Internet routers and LAN switches operate on a best effort basis. This equipment is less expensive, less complex and faster and thus more popular than competing more complex technologies that provided QoS mechanisms. There were four “Type of service” bits and three “Precedence” bits provided in each IP packet header, but they were not generally respected. These bits were later re-defined as Differentiated services code points (DSCP).
With the advent of IPTV and IP telephony, QoS mechanisms are increasingly available to the end user.[citation needed]
A number of attempts for layer 2 technologies that add QoS tags to the data have gained popularity in the past. Examples are frame relay, asynchronous transfer mode (ATM) and multiprotocol label switching (MPLS) (a technique between layer 2 and 3). Despite these network technologies remaining in use today, this kind of network lost attention after the advent of Ethernet networks. Today Ethernet is, by far, the most popular layer 2 technology. Ethernet uses 802.1p to signal the priority of a frame.
Qualities of traffic[edit]
In packet-switched networks, quality of service is affected by various factors, which can be divided into “human” and “technical” factors. Human factors include: stability of service, availability of service, delays, user information. Technical factors include: reliability, scalability, effectiveness, maintainability, grade of service, etc.[5]
Many things can happen to packets as they travel from origin to destination, resulting in the following problems as seen from the point of view of the sender and receiver:
Low throughput
Due to varying load from disparate users sharing the same network resources, the bit rate (the maximum throughput) that can be provided to a certain data stream may be too low for realtime multimedia services if all data streams get the same scheduling priority.
Dropped packets
The routers might fail to deliver (drop) some packets if their data loads are corrupted, or the packets arrive when the router buffers are already full. The receiving application may ask for this information to be retransmitted, possibly causing severe delays in the overall transmission.
Errors
Sometimes packets are corrupted due to bit errors caused by noise and interference, especially in wireless communications and long copper wires. The receiver has to detect this and, just as if the packet was dropped, may ask for this information to be retransmitted.
Latency
It might take a long time for each packet to reach its destination, because it gets held up in long queues, or it takes a less direct route to avoid congestion. This is different from throughput, as the delay can build up over time, even if the throughput is almost normal. In some cases, excessive latency can render an application such as VoIP or online gaming unusable.
Jitter
Packets from the source will reach the destination with different delays. A packet's delay varies with its position in the queues of the routers along the path between source and destination and this position can vary unpredictably. This variation in delay is known as jitter and can seriously affect the quality of streaming audio and/or video.
Out-of-order delivery
When a collection of related packets is routed through a network, different packets may take different routes, each resulting in a different delay. The result is that the packets arrive in a different order than they were sent. This problem requires special additional protocols responsible for rearranging out-of-order packets to an isochronous state once they reach their destination. This is especially important for video and VoIP streams where quality is dramatically affected by both latency and lack of sequence.
Applications[edit]
A defined quality of service may be desired or required for certain types of network traffic, for example:
·         Streaming media specifically
·         Internet protocol television (IPTV)
·         Audio over Ethernet
·         Audio over IP
·         IP telephony also known as Voice over IP (VoIP)
·         Videoconferencing
·         Telepresence
·         Storage applications such as iSCSI and FCoE
·         Circuit Emulation Service
·         Safety-critical applications such as remote surgery where availability issues can be hazardous
·         Network operations support systems either for the network itself, or for customers' business critical needs
·         Online games where real-time lag can be a factor
·         Industrial control systems protocols such as Ethernet/IP which are used for real-time control of machinery
These types of service are called inelastic, meaning that they require a certain minimum bit rate and a certain maximum latency to function. By contrast, elastic applications can take advantage of however much or little bandwidth is available. Bulk file transfer applications that rely on TCP are generally elastic.
Mechanisms[edit]
Circuit switched networks, especially those intended for voice transmission, such as Asynchronous Transfer Mode (ATM) or GSM, have QoS in the core protocol and do not need additional procedures to achieve it. Shorter data units and built-in QoS were some of the unique selling points of ATM for applications such as video on demand.
When the expense of mechanisms to provide QoS is justified, network customers and providers can enter into a contractual agreement termed a service level agreement (SLA) which specifies guarantees for the ability of a network/protocol to give guaranteed performance/throughput/latency bounds based on mutually agreed measures, usually by prioritizing traffic. In other approaches, resources are reserved at each step on the network for the call as it is set up.
Over-provisioning[edit]
An alternative to complex QoS control mechanisms is to provide high quality communication by generously over-provisioning a network so that capacity is based on peak traffic load estimates. This approach is simple for networks with predictable peak loads. The performance is reasonable for many applications. This might include demanding applications that can compensate for variations in bandwidth and delay with large receive buffers, which is often possible for example in video streaming. Over-provisioning can be of limited use, however, in the face of transport protocols (such as TCP) that over time exponentially increase the amount of data placed on the network until all available bandwidth is consumed and packets are dropped. Such greedy protocols tend to increase latency and packet loss for all users.
Commercial VoIP services are often competitive with traditional telephone service in terms of call quality even though QoS mechanisms are usually not in use on the user's connection to their ISP and the VoIP provider's connection to a different ISP. Under high load conditions, however, VoIP may degrade to cell-phone quality or worse. The mathematics of packet traffic indicate that network requires just 60% more raw capacity under conservative assumptions.[6]
The amount of over-provisioning in interior links required to replace QoS depends on the number of users and their traffic demands. This limits usability of over-provisioning. Newer more bandwidth intensive applications and the addition of more users results in the loss of over-provisioned networks. This then requires a physical update of the relevant network links which is an expensive process. Thus over-provisioning cannot be blindly assumed on the Internet.
IP and Ethernet efforts[edit]
Unlike single-owner networks, the Internet is a series of exchange points interconnecting private networks.[7] Hence the Internet's core is owned and managed by a number of different network service providers, not a single entity. Its behavior is much more stochastic or unpredictable. Therefore, research continues on QoS procedures that are deployable in large, diverse networks.
There are two principal approaches to QoS in modern packet-switched IP networks, a parameterized system based on an exchange of application requirements with the network, and a prioritized system where each packet identifies a desired service level to the network.
·         Integrated services ("IntServ") implements the parameterized approach. In this model, applications use the Resource Reservation Protocol (RSVP) to request and reserve resources through a network.
·         Differentiated services ("DiffServ") implements the prioritized model. DiffServ marks packets according to the type of service they desire. In response to these markings, routers and switches use various queueing strategies to tailor performance to expectations. Differentiated services code point (DSCP) markings use the first 6 bits in the ToSfield (now renamed as the DS Byte) of the IP(v4) packet header.
Early work used the integrated services (IntServ) philosophy of reserving network resources. In this model, applications used the Resource reservation protocol (RSVP) to request and reserve resources through a network. While IntServ mechanisms do work, it was realized that in a broadband network typical of a larger service provider, Core routers would be required to accept, maintain, and tear down thousands or possibly tens of thousands of reservations. It was believed that this approach would not scale with the growth of the Internet, and in any event was antithetical to the notion of designing networks so that Core routers do little more than simply switch packets at the highest possible rates.
In response to these markings, routers and switches use various queuing strategies to tailor performance to requirements. At the IP layer, DSCP markings use the 6 bits in the IP packet header. At the MAC layer, VLAN IEEE 802.1Q and IEEE 802.1p can be used to carry essentially the same information.
Routers supporting DiffServ configure their network scheduler to use multiple queues for packets awaiting transmission from bandwidth constrained (e.g., wide area) interfaces. Router vendors provide different capabilities for configuring this behavior, to include the number of queues supported, the relative priorities of queues, and bandwidth reserved for each queue.
In practice, when a packet must be forwarded from an interface with queuing, packets requiring low jitter (e.g., VoIP or videoconferencing) are given priority over packets in other queues. Typically, some bandwidth is allocated by default to network control packets (such as Internet Control Message Protocol and routing protocols), while best effort traffic might simply be given whatever bandwidth is left over.
At the Media Access Control (MAC) layer, VLAN IEEE 802.1Q and IEEE 802.1p can be used to distinguish between Ethernet frames and classify them. Queueing theory models have been developed on performance analysis and QoS for MAC layer protocols.[8][9]
Cisco IOS NetFlow and the Cisco Class Based QoS (CBQoS) Management Information Base (MIB) are marketed by Cisco Systems. [10]
One compelling example of the need for QoS on the Internet relates to congestion collapse. The Internet relies on congestion avoidance protocols, as built into Transmission Control Protocol (TCP), to reduce traffic under conditions that would otherwise lead to "meltdown". QoS applications such as VoIP and IPTV, because they require largely constant bitrates and low latency cannot use TCP and cannot otherwise reduce their traffic rate to help prevent congestion. QoS contracts limit traffic that can be offered to the Internet and thereby enforce traffic shaping that can prevent it from becoming overloaded, and are hence an indispensable part of the Internet's ability to handle a mix of real-time and non-real-time traffic without meltdown.
Protocols[edit]
·         The type of service (ToS) field in the IP(v4) header (now superseded by DiffServ)
·         Differentiated services (DiffServ)
·         Integrated services (IntServ)
·         Resource Reservation Protocol (RSVP)
·         Multiprotocol Label Switching (MPLS) provides eight QoS classes[11]
·         RSVP-TE
·         Frame relay
·         X.25
·         Some ADSL modems
·         Asynchronous Transfer Mode (ATM)
·         IEEE 802.1p
·         IEEE 802.1Q
·         IEEE 802.11e
·         HomePNA Home networking over coax and phone wires
·         The ITU-T G.hn standard provides QoS by means of "Contention-Free Transmission Opportunities" (CFTXOPs) which are allocated to flows which require QoS and which have negotiated a "contract" with the network controller. G.hn also supports non-QoS operation by means of "Contention-based Time Slots".
·         Audio Video Bridging
End-to-end quality of service[edit]
End-to-end quality of service can require a method of coordinating resource allocation between one autonomous system and another. The Internet Engineering Task Force(IETF) defined the Resource Reservation Protocol (RSVP) for bandwidth reservation, as a proposed standard in 1997.[12] RSVP is an end-to-end bandwidth reservation protocol. The traffic engineering version, RSVP-TE, is used in many networks to establish traffic-engineered Multiprotocol Label Switching (MPLS) label-switched paths.[citation needed] The IETF also defined Next Steps in Signaling (NSIS)[13] with QoS signalling as a target. NSIS is a development and simplification of RSVP.
Research consortia such as "end-to-end quality of service support over heterogeneous networks" (EuQoS, from 2004 through 2007)[14] and fora such as the IPsphere Forum[15]developed more mechanisms for handshaking QoS invocation from one domain to the next. IPsphere defined the Service Structuring Stratum (SSS) signaling bus in order to establish, invoke and (attempt to) assure network services. EuQoS conducted experiments to integrate Session Initiation Protocol, Next Steps in Signaling and IPsphere's SSS with an estimated cost of about 15.6 million Euro and published a book.[16][17]
A research project Multi Service Access Everywhere (MUSE) defined another QoS concept in a first phase from January 2004 through February 2006, and a second phase from January 2006 through 2007.[18][19][20] Another research project named PlaNetS was proposed for European funding circa 2005.[21] A broader European project called "Architecture and design for the future Internet" known as 4WARD had a budgest estimated at 23.4 million Euro and was funded from January 2008 through June 2010.[22] It included a "Quality of Service Theme" and published a book.[23][24] Another European project, called WIDENS (Wireless Deployable Network System) [25] proposed a bandwidth reservation approach for mobile wireless multirate adhoc networks.[26]
In the services domain, end-to-end Quality of Service has also been discussed in the case of composite services (consisting of atomic services) or applications (consisting of application components).
[27][28] Moreover, in cloud computing end-to-end QoS has been the focus of various research efforts aiming at the provision of QoS guarantees across the cloud service models.[29]
Circumvention[edit]
Strong cryptography network protocols such as Secure Sockets Layer, I2P, and virtual private networks obscure the data transferred using them. As all electronic commerce on the Internet requires the use of such strong cryptography protocols, unilaterally downgrading the performance of encrypted traffic creates an unacceptable hazard for customers. Yet, encrypted traffic is otherwise unable to undergo deep packet inspection for QoS.
Doubts about quality of service over IP[edit]
The Internet2 project found, in 2001, that the QoS protocols were probably not deployable inside its Abilene Network with equipment available at that time.[30] Equipment available at the time relied on software to implement QoS. The group also predicted that “logistical, financial, and organizational barriers will block the way toward any bandwidth guarantees” by protocol modifications aimed at QoS.[31] They believed that the economics would encourage network providers to deliberately erode the quality of best effort traffic as a way to push customers to higher priced QoS services. Instead they proposed over-provisioning of capacity as more cost-effective at the time.[30][31]
The Abilene network study was the basis for the testimony of Gary Bachula to the US Senate Commerce Committee's hearing on Network Neutrality in early 2006. He expressed the opinion that adding more bandwidth was more effective than any of the various schemes for accomplishing QoS they examined.[32]
Bachula's testimony has been cited by proponents of a law banning quality of service as proof that no legitimate purpose is served by such an offering. This argument is dependent on the assumption that over-provisioning isn't a form of QoS and that it is always possible. Cost and other factors affect the ability of carriers to build and maintain permanently over-provisioned networks.
Mobile (cellular) QoS[edit]
Main article: Mobile QoS
Mobile cellular service providers may offer mobile QoS to customers just as the fixed line PSTN services providers and Internet Service Providers (ISP) may offer QoS. QoS mechanisms are always provided for circuit switched services, and are essential for non-elastic services, for example streaming multimedia.
Mobility adds complication to the QoS mechanisms, for several reasons:
·         A phone call or other session may be interrupted after a handover, if the new base station is overloaded. Unpredictable handovers make it impossible to give an absolute QoS guarantee during a session initiation phase.
·         The pricing structure is often based on per-minute or per-megabyte fee rather than flat rate, and may be different for different content services.
·         A crucial part of QoS in mobile communications is Grade of Service, involving outage probability (the probability that the mobile station is outside the service coverage area, or affected by co-channel interference, i.e. crosstalk), blocking probability (the probability that the required level of QoS can not be offered) and scheduling starvation. These performance measures are affected by mechanisms such as mobility management, radio resource management, admission control, fair scheduling, channel-dependent scheduling etc.
Standards[edit]
Quality of service in the field of telephony, was first defined in 1994 in the ITU-T Recommendation E.800. This definition is very broad, listing 6 primary components: Support, Operability, Accessibility, Retainability, Integrity and Security.[1] A 1995 recommendation X.902 included a definition is the OSI reference model.[33] In 1998 the ITU published a document discussing QoS in the field of data networking. X.641 offers a means of developing or enhancing standards related to QoS and provide concepts and terminology that will assist in maintaining the consistency of related standards.[34]
The IETF has also published RFC 4594 Configuration Guidelines for DiffServ Service Classes as an informative or "best practices" document about the practical aspects of designing a QoS solution for a DiffServ network. They try to identify which types of applications are commonly run over an IP network to group them into traffic classes, study what treatment do each of these classes need from the network, and suggest which of the QoS mechanisms commonly available in routers can be used to implement those treatments.
Open source software[edit]
·         Linux Advanced Routing & Traffic Control (from 2000 to 2005)[35]
·         Linux Bandwidth Arbitrator (2003 through 2005)[36]
·         Zero Shell[37]
·         mod_qos adding QoS to the Apache HTTP Server
See also[edit]
·         Best-effort
·         BSSGP
·         Bufferbloat
·         Class of service
·         Deep packet inspection (DPI)
·         Grade of service (GoS)
·         LEDBAT
·         Low Latency Queuing (LLQ)
·         Mean opinion score (MOS)
·         Micro Transport Protocol
·         Network neutrality
·         QPPB
·         Quality of experience (QoE)
·         Series of tubes
·         Streaming media
·         Subjective video quality
·         Tiered Internet
·         Traffic classification
·         Traffic shaping
References[edit]
1.     Jump up to:a b "E.800: Terms and definitions related to quality of service and network performance including dependability"ITU-T Recommendation. August 1994. Retrieved October 14,2011. Updated September 2008 as Definitions of terms related to quality of service
2.     Jump up^ Teletraffic Engineering Handbook ITU-T Study Group 2 (350 pages, 4·48MiB)(It uses abbreviation GoS instead of QoS)
3.     Jump up^ Real-time reconfiguration for guaranteeing QoS provisioning levels in Grid environments Future Generation Computer Systems, Volume 25, Issue 7, July 2009, Pages 779–784, Elsevier
4.     Jump up^ Leonard Franken. Quality of Service Management: A Model-Based Approach. PhD thesis, Centre for Telematics and Information Technology, 1996.
5.     Jump up^ Peuhkuri M., IP Quality of Service, Helsinki University of Technology, Laboratory of Telecommunications Technology, 1999.
6.     Jump up^ Yuksel, M.; Ramakrishnan, K. K.; Kalyanaraman, S.; Houle, J. D.; Sadhvani, R. (2007). "IEEE International Workshop on Quality of Service (IWQoS'07)" (PDF). Evanston, IL, USA. pp. 109–112. doi:10.1109/IWQOS.2007.376555ISBN 1-4244-1185-8|chapter=ignored (help)
8.     Jump up^ Bianchi, Giuseppe (2000). "Performance analysis of the IEEE 802.11 distributed coordination function"IEEE Journal on Selected Areas in Communications 18 (3): 535.doi:10.1109/49.840210.
9.     Jump up^ Shi, Zhefu; Beard, Cory; Mitchell, Ken (2009). "Analytical Models for Understanding Misbehavior and MAC Friendliness in CSMA Networks"Performance Evaluation 66 (9–10): 469. doi:10.1016/j.peva.2009.02.002.
10.  Jump up^ Ben Erwin (December 16, 2008). "How To Manage QoS In Your Environment, Part 1 of 3"Network Performance Daily videoNetQoS. Retrieved October 15, 2011.
11.  Jump up^ "VoIP on MPLS". Search Unified Communications. Retrieved 12 March 2012.
12.  Jump up^ Bob Braden ed. L. Zhang, S. Berson, S. Herzog, S. Jamin (September 1997). "Resource ReSerVation Protocol (RSVP)"RFC 2205. IETF. Retrieved October 12, 2011.
14.  Jump up^ "EuQoS - End-to-end Quality of Service support over heterogeneous networks"Project website. 2004–2006. Archived from the original on April 30, 2007. Retrieved October 12,2011.
16.  Jump up^ "End-to-end quality of service support over heterogeneous networks"Project description. European Community Research and Development Information Service. Retrieved October 12, 2011.
17.  Jump up^ Torsten Braun; Thomas Staub (2008). End-to-end quality of service over heterogeneous networks. Springer. ISBN 978-3-540-79119-5.
18.  Jump up^ "Multi Service Access Everywhere (MUSE)"Project website. Retrieved October 12,2011.
19.  Jump up^ "Multi Service Access Everywhere"Project description. European Community Research and Development Information Service. Retrieved October 12, 2011.
20.  Jump up^ "Multi Service Access Everywhere"Project description. European Community Research and Development Information Service. Retrieved October 12, 2011.
21.  Jump up^ "PlaNetS QoS Solution"Project website. Archived from the original on November 12, 2009. Retrieved October 12, 2011.
22.  Jump up^ "4WARD: Architecture and design for the future Internet"Project description. European Community Research and Development Information Service. RetrievedOctober 15, 2011.
23.  Jump up^ "Going 4WARD" (PDF)Project newsletter. June 2010. Retrieved October 15, 2011.
24.  Jump up^ Luís M. Correia; Joao Schwarz (FRW) da Silva (January 30, 2011). Architecture and Design for the Future Internet: 4WARD EU Project. Springer. ISBN 978-90-481-9345-5.
25.  Jump up^ "Wireless Deployable Network System"Project description. European Union. RetrievedMay 23, 2012.
26.  Jump up^ R. Guimaraes, L. Cerdà, J. M. Barcelo-Ordinas, J. Garcia-Vidal, M. Voorhaen, C. Blondia (March 2009). "Quality of Service through Bandwidth Reservation on Multirate Ad-doc Wireless Networks". Ad Hoc Networks Journal (Elsevier), Vol. 7, Issue 2 7 (2): 388–400.doi:10.1016/j.adhoc.2008.04.002.
27.  Jump up^ D. Kyriazis, K. Tserpes, A. Menychtas, A. Litke, T. Varvarigou, An innovative Workflow Mapping Mechanism for Grids in the frame of Quality of Service, Elsevier Future Generation Computer Systems, Vol. 24, Iss. 6, pp. 498-511, 2008
28.  Jump up^ Q. Sun, S. Wang, H. Zou, F. Yang, QSSA: A QoS-aware Service Selection Approach, International Journal of Web and Grid Services, pp.147 - 169, 2011
29.  Jump up^ D Kyriazis, A Menychtas, G Kousiouris, K Oberle, T Voith, M Boniface, E Oliveros, T Cucinotta, S Berger, A Real-time Service Oriented Infrastructure, International Conference on Real-Time and Embedded Systems (RTES 2010), Singapore, November 2010
30.  Jump up to:a b Benjamin Teitelbaum, Stanislav Shalunov (May 3, 2002). "Why Premium IP Service Has Not Deployed (and Probably Never Will)"Draft Informational Document. Internet2 QoS Working Group. Archived from the original on September 12, 2010. RetrievedOctober 15, 2011.
31.  Jump up to:a b Andy Oram (June 11, 2002). "A Nice Way to Get Network Quality of Service?".Platform Independent column. O'Reilly. Archived from the original on September 12, 2010. Retrieved October 15, 2011.
32.  Jump up^ Gary Bachula (February 7, 2006). "Testimony of Gary R. Bachula, Vice President, Internet2" (PDF). pp. 2–3. Retrieved October 15, 2011.
33.  Jump up^ "X.902:Information technology – Open Distributed Processing – Reference model: Foundations"ITU-T Recommendation. November 1995. Retrieved October 14, 2011.Updated October 2009.
34.  Jump up^ "X.641: Information technology - Quality of service: framework"ITU-T Recommendation. December 1997.
35.  Jump up^ "Advanced Routing & Traffic Control HOWTO". August 21, 2005. RetrievedOctober 14, 2011.
36.  Jump up^ "Linux Bandwidth Arbitrator". APConnections. Retrieved October 14, 2011.
37.  Jump up^ Fulvio Ricciardi. "QoS and Traffic Shaping in Transparent Bridge mode"Router/Bridge Linux Firewall website. ZeroShell Net Services. Retrieved October 15, 2011.
Further reading[edit]
·         Deploying IP and MPLS QoS for Multiservice Networks: Theory and Practice by John Evans, Clarence Filsfils (Morgan Kaufmann, 2007, ISBN 0-12-370549-5)
·         Lelli, F. Maron, G. Orlando, S. Client Side Estimation of a Remote Service Execution. 15th International Symposium on Modeling, Analysis, and Simulation of Computer and Telecommunication Systems, 2007. MASCOTS '07.
·         QoS Over Heterogeneous Networks by Mario Marchese (Wiley, 2007, ISBN 978-0-470-01752-4)
·         XiPeng Xiao (September 8, 2008). Technical, Commercial and Regulatory Challenges of QoS: An Internet Service Model Perspective. Morgan Kaufmann. ISBN 978-0-12-373693-2.
External links[edit]
Listen to this article (info/dl)

This audio file was created from a revision of the "Quality of service" article dated 2008-07-18, and does not reflect subsequent edits to the article. (Audio help)
·         Nate Hoy. "Implementing QoS"Vonage Forum. Retrieved October 14, 2011.
·         Henning Schulzrinne (January 9, 2008). "Network Quality of Service"Columbia University faculty website. Retrieved October 14,2011.
·         "Quality of Service"Microsoft TechNet. March 31, 2011. Retrieved October 14, 2011.
·         "Web Camera QoS Analysis Tool"FishyCam. October 31, 2012. Retrieved November 16, 2012.
[hide]
·         v
·         t
·         e
Sub-disciplines of computing
·         Hardware
·         Software
·         Firmware
·         Information security
·         Multimedia database
·         Intelligent database
·         Big data
·         Knowledge-based systems
·         Recommender System
·         Geographic information systems
·         Decision support system
·         Data engineering
·         Knowledge engineering
·         Fuzzy logic
·         Data analysis
·         System analysis and design
·         Project management
·         Knowledge management
·         Data integration
·         High-performance computing
·         Semantic web
·         Database management system
·         Communications system
·         Computational geometry
·         Machine learning
·         Data mining
·         Parallel programming
·         Coding theory
·         Theory of computation
·         Constraint programming
·         Computational biology (Bioinformatics)
·         Information retrieval
·         Computational science
·         Symbolic computation
·         Distributed computing
·         Evolutionary computation
·         Natural computation
·         Combinatorial optimization
·         Parallel processing
·         Multimedia
·         Satellite navigation (GNSS)
·         Embedded systems
·         Real-time computing
·         Computer architecture
·         Pair programming
·         System programming
·         Neural networks
·         Speech recognition
·         Signal analysis
·         Computer vision (Visual computing)
·         IC Design
·         Voice over IP
·         Speech synthesis
·         Human-Computer Interaction
·         Microprocessor
·         Image processing
·         Natural language processing
·         Speech processing
·         Digital signal processing
·         Software maintenance
·         Formal methods
·         Software quality
·         Software quality assurance
·         Measurement Software
·         Fault-tolerant software
·         Software testing
·         Enterprise architecture
·         Software architecture
·         Software engineering economics
·         Agile software development
·         Software design pattern
·         Software modelling
·         Systems analyst
·         Requirements analysis
·         Software development
·         Software project management
·         Software design
·         Software deployment
·         Software enhancement
·         Network security
·         Secure electronic transaction
·         Network Performance Evaluation (QoS)
·         Cloud computing
·         Routing
·         Information theory
·         Wireless network
·         Next-generation network
·         Cellular network
·         Cryptography
·         Network simulation
·         Pattern recognition
·         Network administrators
·         Network equipment
·         Network design
·         Ubiquitous and Mobile computing
·         Data center
·         Mobile communications
·         Digital communication
·         Communications satellite
·         ITIL
·         ITSM
·         Enterprise resource planning
·         Electronic business
·         Business intelligence
·         Human Resources Development
·         Security management
·         Configuration management
·         Technology management
·         Power management
·         Service management
·         Project management
·         Systems management
·         Network management
·         Content management
·         Incident management
·         Asset management
·         Integrated management
·         Communications management
·         System administrator

Penjelasan QoS

Quality of Service (QoS) merupakan mekanisme jaringan yang memungkinkan aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti halnya masalahbandwidth, latency dan jitter, yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi banyak aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi suara (seperti VoIP atau IP Telephony) serta video streaming dapat membuat pengguna frustrasi ketika paket data aplikasi tersebut dialirkan di atas jaringan dengan bandwidth yang tidak cukup, dengan latency yang tidak dapat diprediksi, atau jitter yang berlebih. Fitur Quality of Service (QoS) ini dapat menjadikan bandwidth, latency, dan jitter dapat diprediksi dan dicocokkan dengan kebutuhan aplikasi yang digunakan di dalam jaringan tersebut yang ada.
Dalam jaringan packet-switched, Qos dipengaruhi oleh beberapa factor yang dibagi menjadi factor manusia dan factor teknis. Faktor manusia terdiri dari : stabilitas service, ketersediaanservice, waktu tenggang, dan informasi pengguna. Faktor teknis terdiri dari keandalan, skalabilitas, efektifitas, dan maintanabilitas.
Banyak hal dapat terjadi pada paket saat paket – paket itu dikirimkan dari asal ke tujuannya. Hal itu dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut:

Low throughput

Oleh karina muatan yang bervariasi dari pengguna yang menggunakan sumber daya jaringan yang sama, bit rate dapat disediakan pada data stream terkait. Namun, hal itu terlalu rendah untuk realtime multimedia service jika seluruh data stream mendapat prioritas penjadwalan yang sama.

Dropped packets

Router mungkin akan menjatuhkan beberapa paket jika data – datanya korup atau paket – paket itu tiba pada saat elemen penyangganya sudah penuh. Aplikasi yang menerimanya mungkin akan meminta agar informasi ditransmisikan. Hal ini mengakibatkan waktu tenggang yang cukup lama pada transmisi secara umum.

Errors

Kadang – kadang paket mengalami korup akibat kesalahan yang disebabkan oleh noise daninterference, khususnya pada komunikasi nirkabel dan pada kabel copper yang panjang. Receiver harus mendeteksi hal ini dan jika paket dijatuhkan, receiver meminta agar informasi yang terkait hal itu ditransmisikan.

Latency

Akan terjadi waktu tenggang yang cukup lama bagi sebuah paket untuk meraih tujuannya, karena paket itu ditahan di dalam antrian atau mengambil rute yang agak jauh untuk menghindari kemacetan. Pada beberapa kasus waktu tenggang yang berlebihan dapat menjadikan aplikasi tidak berguna.

Jitter

Paket – paket yang berasal dari sumber akan mencapai tujuan dengan waktu tenggang yang berbeda. Sebuah paket delay akan memiliki posisi yang bervariasi dalam antrian router sepanjang jalur antara asal dan tujuan. Posisinya dapat bervariasi secara tidak terduga. Variasi dari waktu tenggang ini disebut dengan istilah jitter. Jitter dapat mempengaruhi kualitas dari streaming audio / video.

Out-of-order delivery

Ketika beberapa paket – paket yang terkait dikirimkan melalui sebuah jaringan, paket – paket yang berbeda bias saja mengambil rute yang berbeda. Hal ini mengakibatkan waktu tenggang yang berbeda pula. Hasil dari proses ini mengakibatkan paket – paket tiba pada urutan yang berbeda dari urutan ketika mereka dikirimkan. Masalah ini membutuhkan protocol tambahan khusus yang bertanggung jawab untuk mengatur ulang paket yang sudah terlambat. Pengaturan dilakukan dalam tahaoan isochronous sessat paket tersebut mencapai tujuannya. Secara khusus, hal ini penting diperlukan untuk video dan VoIP ketika kualitas dipengaruhi secara dramatis oleh waktu tenggang dan urutan yang berkurang.

QoS pada Beberapa Aplikasi

Qos pada aplikasi pengiriman bisa saja berbeda. Aspek penilaian QoS dari media – media yang terkait adalah pada factor yang mempengaruhi QoS. Secara umum aspek – aspek penilaian itu dibedakan menjadi Bandwidht, Delay, Jitter, dan Loss.
Aplikasi – aplikasi berbeda dalam aspek kebutuhan bandwidth. Misalnya, email, audio streaming, dan remote login tidak membutuhkan terlalu banyak. Sedangkan file sharing dan video streaming membutuhkan banyak bandwidth.
Pada aspek kebutuhan waktu tenggang, aplikasi file transfer : email dan video, tidak seberapa mengharuskan waktu tenggang yang rendah. Jika seluruh paket ditunda secara bertahap tiap detik, maka tidak ada masalah yang berarti. Aplikasi interaktif seperti web browser, remote login, mengharuskan waktu tenggang yang rendah. Aplikasi yang realtime seperti video conference, telepon sangat membutuhkan waktu tenggang yang rendah. Jika setiap perkataan dalam aplikasi telepon ditunda lama, maka penguna tidak akan menerima koneksinya dengan baik.
Variasi waktu tenggang pada aplikasi – aplikasi pengiriman data disebut jitter. Tiga aplikasi pertama : Email, File sharing, dan Web access membutuhkan interval pengiriman yang tidak terlalu teratur. Remote login membutuhkan interval pengiriman data yang lebih teratur karena layar akan menampilkan bintik – bintik jika koneksi mengalami gangguan pada waktu pengirimannya. Video dan audio streaming sangat sensitif terhadap interval pengiriman yang tidak teratur. Jika pengguna sedang menonton video dan frame mengalami penundaan misalnya 2000 detik, tidak ada masalah yang terjadi. Namun, jika waktu penundaan bervariasi secara acak antara 1 atau 2 detik, tayangan videonya akan sangat buruk dan menjengkelkan. Begitu juga pada transmisi audio streaming. Audio streaming membutuhkan jitter yang tidak lebih dari 1 milisecond.

Kesimpulan

Tiap aplikasi yang melakukan pengiriman data membutuhkan quality of service yang berbeda – beda. Hal ini dibedakan berdasarkan karakteristik data yang ditransmisikan dan berdasarkan fungsi dari aplikasi tersebut. Quality of service pada suatu aspek penilaian bisa rendah jika aspek tersebut tidak dibutuhkan oleh aplikasi. Sebaliknya, aplikasi tertentu menuntut QoS pada suatu aspek yang tinggi jika aspek tersebut sangat penting pada fungsionalitas aplikasi.
Traffic Management Quality Of Service
·                     Traffic Manajemen
Pasti terpikir bagi anda, seandainya ada polisi yang mengatur lalu lintas, sehingga semua jalur terpakai dengan rapi. Seandainya semua tertib, pasti tidak ada saling serobot sehingga menyebabkan jalanan macet. Sekarang kita kembali ke lalu lintas di jaringan komputer kita. Pernahkan anda sadar bahwa banyak sekali tipe aplikasi/data yang lewat di jaringan kita? Apakah anda tahu, bahwa selain aplikasi web browser yang sedang aktif, ada juga yang sedang download lagu MP3 di jaringan. Tahukah selain file laporan keuangan yang lewat di jaringan, saat itu juga ada worm/virus yang lagi aktif broadcast kesana kemari di jaringan? Hal-hal seperti inilah yang sering dilupakan oleh para pengelola jaringan di suatu institusi/perusahaan.

Konsep Traffic Management adalah bagaimana mengatur semua peralatan jaringan (switch, router, firewall dll) bisa mengenali lalulintas yang sedang lewat sehingga bisa dibuat aturan tersendiri. Umpamakan saat tertentu direktur pada suatu perusahaan sedang mendownload artikel/paper dari suatu server, kemudian pada ssat yang bersamaan ada karyawan sedang mendownload film/musik, saat itu juga peralatan jaringan bisa meng-alokasi-kan bandwith secara otomatis pada akses direktur tadi sehingga tidak terganggu oleh file musik/film. Bahkan utk kondisi yang khusus, katakan dimana suatu akses ke server database keuangan sedang aktif, saat itu juga semua lalulintas yang tidak perlu bisa dihentikan sementara.
·                     Quality Of Service
Ada 4 elemen QoS (kuartet QoS):
1. Service Quality :
Kualitas layanan yang diharapkan oleh user application dapat dipahami sebagai :
ü Kemudahan untuk mengekspresikan dan memahami dari sudut pandang user
ü Dapat diinterpretasikan secara kuantitatif dan dipetakan pada alokasi network resources.
2. Usage Control:
Usage control adalah mekanisme untuk meningkatkan predictability dari user behaviour.
3. Service Quality
Kualitas service diterjemahkan ke dalam resource requirement yang direalisasikan oleh QoS oriented connection management protocol seperti ATM user –network interface (ATM UNI) dan Resource Reservation Protocol (RSVP).
4. QoS Monitoring
Suatu jaminan QoS tidak akan mungkin dilakukan tanpa monitoring performansi jaringan.
Sistem jaringan dapat bersifat dijamin atau tidak dijamin kualitasnya. Dijamin berarti bila terjadi gangguan atau tidak berfungsi sebagaimanayang telah dijanjikan maka provider tidak menarik biaya dari pelanggannya atau bahkan membayar kompensasi, sedangkan bila tidak dijamin maka kualitas layanan yang ditawarkan juga tidak sebagus yang pertama.
·                     Teknik QoS
Terdapat 3 teknik/metode QoS yang umum dipakai, yaitu: best-effort service, integrated service, dan differentiated service. Ketiga level tersebut akan diuraikan lebih detail dibawah ini:

- Best-Effort Service

Best-effort service digunakan untuk melakukan semua usaha agar dapat mengirimkan sebuah paket ke suatu tujuan. Penggunaan best-effort service tidak akan memberikan jaminan agar paket dapat sampai ke tujuan yang dikehendaki. Untuk aplikasi yang sensitif terhadap network delay, fluktuasi bandwidth, dan perubahan kondisi jaringan, penerapan best-effort service tidak dapat dilakukan. Sebagai contohnya aplikasi telepon pada jaringan yang membutuhkan bandwidth yang tetap, agar dapat berfungsi dengan baik dalam hal ini penerapan best-effort akan mengakibatkan panggilan telepon gagal atau terputus.

- Integrated Service (IntServ)

Model Integrated service (IntServ) menyediakan aplikasi dengan tingkat jaminan layanan melalui negosiasi parameter jaringan secara end-to-end. Aplikasi akan meminta tingkat layanan yang dibutuhkan untuk dapat beroperasi dan bergantung pada mekanisme QoS untuk menyediakan sumber daya jaringan yang dimulai sejak permulaan transmisi dari aplikasi tersebut. Aplikasi tidak akan mengirimkan trafik, sebelum menerima tanda bahwa jaringan mampu menerima beban yang akan dikirimkan aplikasi dan juga mampu menyediakan QoS yang

diminta secara end-to-end. Untuk itulah suatu jaringan akan melakukan suatu proses yang disebut admission control. Admission control adalah suatu mekanisme yang mencegah jaringan mengalami over-loaded. Jika QoS yang diminta tidak dapat disediakan, maka jaringan tidak akan mengirimkan tanda ke aplikasi agar dapat memulai untuk mengirimkan data. Jika aplikasi telah memulai pengiriman data, maka sumber daya pada jaringan yang sudah dipesan aplikasi tersebut akan terus dikelola secara end-to-end sampai aplikasi tersebut selesai. IntServ terutama ditujukan untuk aplikasi yang peka terhadap delay dan keterbatasan bandwidth, seperti pada video conference dan VoIP.
Arsitekturnya berdasar pada sistem pencadangan sumber daya per aliran trafik. Setiap aplikasi harus mengajukan permintaan bandwidth, baru kemudian melakukan transmisi data.

Dua model layanan IntServ adalah:

• Guaranteed-service, layanan dengan batas bandwidth dan delay yang jelas.

• Controlled-load service, layanan dengan persentase delay statistik yang terjaga.

Sistem pemesanan sumber daya memerlukan protokol tersendiri. Salah satu protokol yang sering digunakan adalah RSVP. Masalah dalam IntServ adalah skalabilitas. IntServ hanya menjadi baik untuk voice dan video, tetapi sangat tidak tepat untuk aplikasi semacam web yang aliran trafik datanya banyak tetapi datanya kecil.

- Differentiated Service (DiffServ)

Model terakhir dari QoS adalah model differentiated service. Differentiated service menyediakan suatu set perangkat klasifikasi dan mekanisme antrian terhadap protokol atau aplikasi dengan prioritas tertentu di atas jaringan yang berbeda. Differentiated service bergantung kepada kemampuan edge router untuk memberikan klasifikasi dari paket-paket yang berbeda tipenya yang melewati jaringan. Trafik jaringan dapat diklasifikasikan berdasarkan alamat jaringan, protocol dan port, ingress interface, atau klasifikasi lainnya selama masih didukung oleh standard access list atau extended access list.
How do I configure Traffic Control (IP QoS) on TD-W8960N

Why need Traffic Control?
As default, the Internet bandwidth is shared by all clients which means that the bandwidth of each client is uncontrollable while they are sharing the Internet. When someone is streaming on Internet or downloading with P2P software, it will affect the performance of other clients. Traffic Control can help avoid the situation.

How to configure Traffic Control?
Note: You´d better set a static IP Address for your each network client in order to manage it easily.

Step 1 Open the web browser and type the LAN IP address of the router in the address bar (the default is 192.168.1.1), and then press Enter.
Step 2 Type the username and password in the login page, the default username and password are both admin.
Step 3 Go to Advanced Setup-> Traffic Control page, Set the total value of egress and ingress. They should less than the line rate. The line rate is usually the rate provided by your ISP. Check the Enable box and click Save/Apply button.
Step 4 Go to Traffic Control ->Traffic Control Rule page, click Add button to add a new rule.
Step 5 Fill in the parameters.
·         Rule Status--Set it as Enable.
·         IP Range--Type in IP Addresses of your clients in this bar. If you would like to manage all clients in your network, please type IP Address Range of these computers.
·         Port Range--Type in Port numbers in this bar. If you want to manage all the ports, please leave it as blank.
·         Protocol--TCP/UDP/ALL.
·         Precedence--Set the specific priority for this traffic control rule.
·         It can be Highest/High/Medium/Low/Lowest.
·         Egress Rate/Ingress Rate--You may set Min Bandwidth and Max Bandwidth for Egress Rate and Ingress Rate. You should configure them based your network demand.
·         (The Egress Rate/Ingress Rate is the independent bandwidth for each computer in the IP range list.)
Example:
Note: 
Min Egress/Ingress Rate must not be empty and no less than 10 Kbps.
Max Egress/Ingress Rate should not be greater than the Egress/Ingress Total Rate, if empty or greater than the Egress/Ingress Total Rate, the actual value will be set with Egress/Ingress Total Rate.
Step 7 Click on Save/Apply to save the settings.